This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 04 Mei 2012

Apa itu idiot


Istilah idiot sebenarnya sudah tidak dipakai di dunia medis untuk menyebut anak-anak yang memiliki kelambanan menangkap respons baik secara motorik, kognitif, sosial dan bahasa. Apa yang menjadi penyebab keterbelakangan mental atau retardasi mental itu?
Meski intelligence quotient (IQ) bukan satu-satunya cara untuk mengukur anak ‘idiot’ tapi kebanyakan anak dengan kondisi itu memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal.
Standar IQ yang normal menurut skala Stanford-Binet adalah di kisaran 85-115. Hanya 1 persen saja populasi di dunia yang memiliki tingkat IQ di atas 135. Separuh (50%) populasi di dunia memiliki IQ rata-rata di kisaran 90-110, sebesar 25% memiliki IQ di atas rata-rata itu dan 25% populasi di dunia memiliki IQ di bawahnya.
Orang yang ber-IQ rendah di bawah 70 dan sulit berkomunikasi dengan orang lain yang biasanya disebut ‘idiot’ atau keterbelakangan mental. Orang-orang seperti ini memiliki kepribadian yang unik namun dalam kehidupan sosial sering menjadi olok-olokan di masyarakat.
Seperti dilansir dari keepkidshealthy, ‘idiot’ diklasifikasikan menurut besarnya IQ, yaitu :

1. Ringan
Nilai IQ antara 55-69. Sekitar 85 persen anak ‘idiot’ berada di kisaran ini, dan tergolong yang berpendidikan. Anak-anak tersebut dapat belajar membaca dan menulis hingga kelas 4 atau 5. Mereka relatif hidup mandiri dan bisa bekerja dengan pelatihan khusus.

2. Sedang
Nilai IQ antara 40-54. Sekitar 10 persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini, juga tergolong yang dapat dilatih. Anak-anak ini mungkin memiliki potensi akademik di TK atau kelas 1. Memiliki kemampuan terbatas untuk membaca dan biasanya membutuhkan dukungan dan pengawasan sehari-hari dalam kegiatan hidup, dan bisa bekerja dengan pelatihan khusus.

3. Parah
Nilai IQ antara 25-39. Sekitar 5 persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini. Anak-anak dengan tingkat ini tampaknya tidak akan mampu belajar membaca dan menulis, tetapi mungkin bisa ke toilet sendiri dengan dilatih dan berpakaian dengan dibantu. Mereka biasanya membutuhkan pengawasan dan dukungan total untuk kegiatan kehidupan sehari-hari.

4. Mendalam
Nilai IQ di bawah 24, dan kurang dari 1 persen anak ‘idiot’ yang berada di klasifikasi ini.
Namun sebuah sistem klasifikasi lebih baru dikembangkan pada tahun 1992 yang tidak didasarkan pada nilai IQ. Pengelompokkan anak keterbelakangan mental didasarkan pada jumlah dukungan dan pengawasan terhadap kebutuhan individu yaitu intermittent, limited, extensive dan pervasive.
Ada banyak hal yang menjadi pemicu anak mengalami ‘idiot’. Biasanya dikelompokkan menjadi :
1. Prenatal (sebelum lahir)
Disebabkan oleh :
- Kelainan kromosom, termasuk sindrom Fragile X
- Cacat gen
- Terkena racun atau infeksi selama kehamilan


2. Perinatal
Disebabkan oleh :
- Lahir premature
- Komplikasi infeksi

3. Postnatal (setelah lahir)
Disebabkan oleh :
- Infeksi
- Keracunan
- Gangguan metabolism
- Trauma kepala

Lebih dari setengah anak ‘idiot’ ringan tidak dapat diidentifikasi penyebabnya, tetapi ‘idiot’ berat jauh lebih mungkin ditemukan penyebabnya, dengan kemungkinan sekitar 75 persen. Tes untuk mengidentifikasikan penyebab ‘idiot’ tergantung pada kondisi di penderita.
Pengujian biasanya terbatas pada analisa kromosom untuk Down Sindrom atau sindrom Fragile X. Atau lebih dalam lagi dapat dilakukan pengujian dengan MRI otak. Pengujian akan meliputi tes psikologis untuk mengevaluasi tingkat IQ dan fungsinya.

Penyebab umum ‘idiot’, meliputi :
1. Down syndrome
Merupakan penyebab yang paling umum dari ‘idiot’ sedang hingga parah.

2. Fragile X syndrome
Ini merupakan penyebab paling umum dari ‘idiot’.

3. Rett syndrome
Sindrom ini hanya berpengaruh pada perempuan.

Gejala anak yang mengalami idiot dapat sangat bervariasi, tergantung pada penyebab dan beratnya. Secara umum, kebanyakan tanpa bukti fisik seperti bayi dengan Down sindrom yang diduga menderita ‘idiot’ ketika mereka tidak memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan usianya. Beberapa anak dengan ‘idiot’ ringan tidak teridentifikasi sampai mereka mulai bersekolah.
Pengobatannya tergantung pada penyebab tetapi secara umum tidak ada obat untuk ‘idiot’. Perawatan hanya dimaksudkan untuk mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk memaksimalkan bagaimana mereka dapat mandiri. Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental mungkin memiliki kondisi lainnya juga seperti autisme, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder), gangguan kecemasan, depresi, obcessive compulsive disorder, cerebral palsy, epilepsi, hyrocephalus, dan spina bifida, dan masalah tingkah laku. Jika ada, kondisi-kondisi tersebut harus ditanggapi secara baik.
Masa-masa mengandung ibu hamil dan konsumsi makanan bergizi bisa mencegah lahirnya anak keterbelakangan mental. Anak-anak dalam kondisi seperti ini banyak yang bisa melewati hidupnya dengan baik karena memiliki keterampilan yang cukup yang bisa didapat dari sekolah-sekolah khusus.

Menjaga mimpi besar


Kita semua mempunyai mimpi, berapapun usia kita. Ingin menjadi petugas pemadam kebakaran, seorang putri, orangtua, direktur, gembala sidang dari sebuah gereja yang besar, seorang pensiunan yang bisa bersenang-senang, atau siapapun yang kita inginkan. Tapi, di dalam kehidupan sejak kita di rahim sampai ada di kuburan, mimpi itu dapat mati.

Di dalam Perjanjian Lama diceritakan tentang Yusuf yang bermimpi menjadi pemimpin yang besar sampai-sampai orangtua dan saudara-saudaranya berlutut di hadapannya. Sebelum dia menyadari mimpi itu dapat diwujudkan, saudara-saudaranya yang iri itu menjualnya ke Mesir. Di sana, bisa jadi Yusuf menyerah dan tidak lagi berusaha mewujudkan mimpinya. Bisa jadi dia tidak mau menjadi orang yang mengartikan mimpi juru roti dan juru minum karena dia tidak peduli pada sekelilingnya lagi. Tapi itu tidak dia lakukan.

Sejak Tuhan memberikan mimpi itu ke dalam hati kita melalui keinginan yang luar biasa, Dia menginginkan agar mimpi itu dapat kita wujudkan sampai menjadi sesuatu yang signifikan. Untuk mewujudkannya, sama seperti mimpi Yusuf, kita perlu memperbaiki diri kita agar mimpi yang kita punya itu jernih adanya.

Sebelum dijual, Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya (Kej 37:2) dan menyombongkan dirinya dengan menceritakan bahwa mereka akan menyembahnya. Yusuf akhirnya harus kehilangan segalanya. Bukan mimpinya yang salah, tapi sikap dari Yusuf yang salah. Para pemimpi perlu kerja keras untuk mewujudkan mimpi ini.

Namun meskipun begitu, seberapa menyakitkannya kejadian yang kita alami selama ini, tidak akan sia-sia di dalam rencana Tuhan. Tuhan tetap bisa pakai segala kejadian yang buruk di dalam hidup kita agar mimpi itu bisa terwujud. Akhirnya, setelah 13 tahun berlalu, mimpi Yusuf bisa terwujud. Setelah ‘digembleng’, Yusuf menjadi orang nomor dua di Mesir.

Mimpi Yusuf benar-benar terbukti. Di dalam Kejadian 50:18-20, saudara-saudaranya dengan menunduk dan hormat kepadanya, mengatakan bahwa mereka adalah budaknya. Namun, apa kata Yusuf waktu itu? “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”

Dapatkah Anda lihat betapa berbedanya sikap Yusuf setelah digembleng selama belasan tahun? Dia tahu betul kenapa dia mengalami kejadian yang tidak mengenakkan dalam perjalanan hidupnya. Dia tidak menyombongkan diri dan berkata, “Aku bilang juga apa, kalian pasti menyembahku”. Tapi dia tahu betul mimpinya itu setelah dia menjadi orang nomor dua di Mesir. Tanpa mimpi dan penderitaan yang dialami Yusuf, mungkin kelaparan akan menghabiskan bangsa yang besar itu. Itulah mimpi besar!

Saat ini, kita tidak tahu mimpi seperti apa yang kita punyai atau mungkin kita mengalami penderitaan yang panjang tanpa kita mengerti mengapa itu harus terjadi. Tapi marilah kita belajar merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan mencari tahu mimpi apa yang sudah Dia siapkan untuk kita. Biarlah hidup kita dipakai untuk kemuliaan nama-Nya semata.