Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Istilah idiot sebenarnya sudah tidak
dipakai di dunia medis untuk menyebut anak-anak yang memiliki kelambanan
menangkap respons baik secara motorik, kognitif, sosial dan bahasa. Apa yang
menjadi penyebab keterbelakangan mental atau retardasi mental itu?
Meski intelligence quotient (IQ)
bukan satu-satunya cara untuk mengukur anak ‘idiot’ tapi kebanyakan anak dengan
kondisi itu memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal.
Standar IQ yang normal menurut skala
Stanford-Binet adalah di kisaran 85-115. Hanya 1 persen saja populasi di dunia
yang memiliki tingkat IQ di atas 135. Separuh (50%) populasi di dunia memiliki
IQ rata-rata di kisaran 90-110, sebesar 25% memiliki IQ di atas rata-rata itu
dan 25% populasi di dunia memiliki IQ di bawahnya.
Orang yang ber-IQ rendah di bawah 70
dan sulit berkomunikasi dengan orang lain yang biasanya disebut ‘idiot’ atau
keterbelakangan mental. Orang-orang seperti ini memiliki kepribadian yang unik
namun dalam kehidupan sosial sering menjadi olok-olokan di masyarakat.
Seperti dilansir dari
keepkidshealthy, ‘idiot’ diklasifikasikan menurut besarnya IQ, yaitu :
1. Ringan
Nilai IQ antara 55-69. Sekitar 85
persen anak ‘idiot’ berada di kisaran ini, dan tergolong yang berpendidikan.
Anak-anak tersebut dapat belajar membaca dan menulis hingga kelas 4 atau 5.
Mereka relatif hidup mandiri dan bisa bekerja dengan pelatihan khusus.
2. Sedang
Nilai IQ antara 40-54. Sekitar 10
persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini, juga tergolong yang dapat dilatih.
Anak-anak ini mungkin memiliki potensi akademik di TK atau kelas 1. Memiliki
kemampuan terbatas untuk membaca dan biasanya membutuhkan dukungan dan
pengawasan sehari-hari dalam kegiatan hidup, dan bisa bekerja dengan pelatihan
khusus.
3. Parah
Nilai IQ antara 25-39. Sekitar 5
persen anak ‘idiot’ masuk klasifikasi ini. Anak-anak dengan tingkat ini
tampaknya tidak akan mampu belajar membaca dan menulis, tetapi mungkin bisa ke
toilet sendiri dengan dilatih dan berpakaian dengan dibantu. Mereka biasanya
membutuhkan pengawasan dan dukungan total untuk kegiatan kehidupan sehari-hari.
4. Mendalam
Nilai IQ di bawah 24, dan kurang
dari 1 persen anak ‘idiot’ yang berada di klasifikasi ini.
Namun sebuah sistem klasifikasi
lebih baru dikembangkan pada tahun 1992 yang tidak didasarkan pada nilai IQ.
Pengelompokkan anak keterbelakangan mental didasarkan pada jumlah dukungan dan
pengawasan terhadap kebutuhan individu yaitu intermittent, limited, extensive
dan pervasive.
Ada banyak hal yang menjadi pemicu
anak mengalami ‘idiot’. Biasanya dikelompokkan menjadi :
1. Prenatal (sebelum lahir)
Disebabkan oleh :
- Kelainan kromosom, termasuk
sindrom Fragile X
- Cacat gen
- Terkena racun atau infeksi selama
kehamilan
2. Perinatal
Disebabkan oleh :
- Lahir premature
- Komplikasi infeksi
3. Postnatal (setelah lahir)
Disebabkan oleh :
- Infeksi
- Keracunan
- Gangguan metabolism
- Trauma kepala
Lebih dari setengah anak ‘idiot’
ringan tidak dapat diidentifikasi penyebabnya, tetapi ‘idiot’ berat jauh lebih
mungkin ditemukan penyebabnya, dengan kemungkinan sekitar 75 persen. Tes untuk
mengidentifikasikan penyebab ‘idiot’ tergantung pada kondisi di penderita.
Pengujian biasanya terbatas pada
analisa kromosom untuk Down Sindrom atau sindrom Fragile X. Atau lebih dalam
lagi dapat dilakukan pengujian dengan MRI otak. Pengujian akan meliputi tes
psikologis untuk mengevaluasi tingkat IQ dan fungsinya.
Penyebab umum ‘idiot’, meliputi :
1. Down syndrome
Merupakan penyebab yang paling umum
dari ‘idiot’ sedang hingga parah.
2. Fragile X syndrome
Ini merupakan penyebab paling umum
dari ‘idiot’.
3. Rett syndrome
Sindrom ini hanya berpengaruh pada
perempuan.
Gejala anak yang mengalami idiot
dapat sangat bervariasi, tergantung pada penyebab dan beratnya. Secara umum,
kebanyakan tanpa bukti fisik seperti bayi dengan Down sindrom yang diduga
menderita ‘idiot’ ketika mereka tidak memenuhi tahap perkembangan sesuai dengan
usianya. Beberapa anak dengan ‘idiot’ ringan tidak teridentifikasi sampai
mereka mulai bersekolah.
Pengobatannya tergantung pada
penyebab tetapi secara umum tidak ada obat untuk ‘idiot’. Perawatan hanya
dimaksudkan untuk mengajarkan keterampilan yang diperlukan untuk memaksimalkan
bagaimana mereka dapat mandiri. Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental
mungkin memiliki kondisi lainnya juga seperti autisme, ADHD (Attention-Deficit
Hyperactivity Disorder), gangguan kecemasan, depresi, obcessive compulsive
disorder, cerebral palsy, epilepsi, hyrocephalus, dan spina bifida, dan masalah
tingkah laku. Jika ada, kondisi-kondisi tersebut harus ditanggapi secara baik.
Masa-masa mengandung ibu hamil dan
konsumsi makanan bergizi bisa mencegah lahirnya anak keterbelakangan mental.
Anak-anak dalam kondisi seperti ini banyak yang bisa melewati hidupnya dengan
baik karena memiliki keterampilan yang cukup yang bisa didapat dari
sekolah-sekolah khusus.
Kita semua mempunyai mimpi,
berapapun usia kita. Ingin menjadi petugas pemadam kebakaran, seorang putri,
orangtua, direktur, gembala sidang dari sebuah gereja yang besar, seorang
pensiunan yang bisa bersenang-senang, atau siapapun yang kita inginkan. Tapi,
di dalam kehidupan sejak kita di rahim sampai ada di kuburan, mimpi itu dapat
mati.
Di dalam Perjanjian Lama diceritakan
tentang Yusuf yang bermimpi menjadi pemimpin yang besar sampai-sampai orangtua
dan saudara-saudaranya berlutut di hadapannya. Sebelum dia menyadari mimpi itu
dapat diwujudkan, saudara-saudaranya yang iri itu menjualnya ke Mesir. Di sana,
bisa jadi Yusuf menyerah dan tidak lagi berusaha mewujudkan mimpinya. Bisa jadi
dia tidak mau menjadi orang yang mengartikan mimpi juru roti dan juru minum
karena dia tidak peduli pada sekelilingnya lagi. Tapi itu tidak dia lakukan.
Sejak Tuhan memberikan mimpi itu ke
dalam hati kita melalui keinginan yang luar biasa, Dia menginginkan agar mimpi
itu dapat kita wujudkan sampai menjadi sesuatu yang signifikan. Untuk
mewujudkannya, sama seperti mimpi Yusuf, kita perlu memperbaiki diri kita agar
mimpi yang kita punya itu jernih adanya.
Sebelum dijual, Yusuf menyampaikan
kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya (Kej 37:2) dan
menyombongkan dirinya dengan menceritakan bahwa mereka akan menyembahnya. Yusuf
akhirnya harus kehilangan segalanya. Bukan mimpinya yang salah, tapi sikap dari
Yusuf yang salah. Para pemimpi perlu kerja keras untuk mewujudkan mimpi ini.
Namun meskipun begitu, seberapa
menyakitkannya kejadian yang kita alami selama ini, tidak akan sia-sia di dalam
rencana Tuhan. Tuhan tetap bisa pakai segala kejadian yang buruk di dalam hidup
kita agar mimpi itu bisa terwujud. Akhirnya, setelah 13 tahun berlalu, mimpi Yusuf
bisa terwujud. Setelah ‘digembleng’, Yusuf menjadi orang nomor dua di Mesir.
Mimpi Yusuf benar-benar terbukti. Di
dalam Kejadian 50:18-20, saudara-saudaranya dengan menunduk dan hormat
kepadanya, mengatakan bahwa mereka adalah budaknya. Namun, apa kata Yusuf waktu
itu? “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah
mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya
untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Dapatkah Anda lihat betapa
berbedanya sikap Yusuf setelah digembleng selama belasan tahun? Dia tahu betul
kenapa dia mengalami kejadian yang tidak mengenakkan dalam perjalanan hidupnya.
Dia tidak menyombongkan diri dan berkata, “Aku bilang juga apa, kalian pasti
menyembahku”. Tapi dia tahu betul mimpinya itu setelah dia menjadi orang nomor
dua di Mesir. Tanpa mimpi dan penderitaan yang dialami Yusuf, mungkin kelaparan
akan menghabiskan bangsa yang besar itu. Itulah mimpi besar!
Saat ini, kita tidak tahu mimpi
seperti apa yang kita punyai atau mungkin kita mengalami penderitaan yang
panjang tanpa kita mengerti mengapa itu harus terjadi. Tapi marilah kita
belajar merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan mencari tahu mimpi apa yang
sudah Dia siapkan untuk kita. Biarlah hidup kita dipakai untuk kemuliaan
nama-Nya semata.