This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 07 Mei 2012

'Guinness Book of Records' Ala Angkasa Raya

Dalam 50 tahun terakhir, teleskop yang dimiliki manusia kian besar dan canggih. Manusia pun dimampukan menjelajah dan mempelajari sedikit demi sedikit benda-benda langit tetangga Bumi, tempat kita tinggal.
Para astronom pun sudah menemukan dan mempelajari planet-planet di luar sana dengan karakter yang unik. Laman berita Dailymail kemudian membuat versi 'Guinness Book of Records' angkasa raya. Berikut para pemenangnya:

* Tercepat
Gelar ini diberikan kepada planet SWEEPS-10 yang terbang di sekitar bintangnya pada jarak hanya 740.000 mil, sekitar tiga kali jarak bulan dari bumi. Artinya, setahun berlangsung hanya 10 jam!

* Terbesar
Planet TrES-4 memiliki besar 1,7 kali planet 'goliat' di tata surya kita, Yupiter. Yupiter sendiri memiliki diameter 149.980 kilometer.
Planet ini juga dijadikan kandidat planet paling aneh. Sebab, planet ini tergolong ringan untuk ukuran tubuh yang besar. Hal ini disebabkan komposisi planet yang memiliki kepadatan seperti gabus.
Georgi Mandushev dari Observatorium Lowell di Arizona, mengatakan: "Kepadatan rata-rata planet ini hanya sekitar 0,2 gram per sentimeter kubik. Kerapatannya seperti kerapatan kayu balsa."

* Tertua
Planet Methusela sejauh ini dinobatkan sebagai planet tertua. Planet dengan nama asli PSR B1620-26 b itu disebut sebagai kakek dari antariksa, karena terbentuk sekitar 12,7 miliar tahun yang lalu. Atau, 8 miliar tahun lebih tua dibanding Bumi. Methusela terbentuk hanya dua miliar tahun setelah peristiwa Dentuman Besar atau Big Bang.

* Termuda
Dan, planet paling muda masih dipegang planet belum bernama. Planet yang mengorbit pada bintang Coku Tau itu diperkirakan berusia kurang dari sejuta tahun. Jarak planet 'bayi' ini relatif dekat dengan Bumi, 420 tahun cahaya.

* Terpanas dan Terdingin
Planet paling panas yang pernah ditemukan manusia adalah WASP-12b. Planet gas ini memiliki suhu permukaan 2.200 derajat Celcius. Besar planet ini pun bisa jadi pesaing planet terbesar, karena hampir dua kali Yupiter.
Sementara itu, terdingin, jatuh kepada planet OGLE-BLG-390L. Dengan massa lima kali Bumi, planet ini memiliki suhu permukaan minus 220 derajat Celcius. Planet bebatuan ini bisa juga jadi planet terjauh yang pernah ditemukan manusia dengan jarak 28 ribu tahun cahaya.

* Terkecil
Ada planet terbesar, maka ada pula planet terkecil, non-tata surya. Gelar terakhir ini diberikan kepada Kepler-10b. Dengan besar 1,4 kali Bumi, planet ini berjarak 560 tahun cahaya.

5 Mahluk Bumi yang Bisa Hidup di Luar Angkasa

1. Cacing Yang Hidup di Es Metana



Saya yakin, melihat foto di atas, kamu mungkin akan teringat dengan salah satu makhluk dalam film Alien. Namun, makhluk yang terlihat cukup mengerikan di atas sebenarnya adalah makhluk Bumi. Ya, dia diam di antara kita. Makhluk ini sesungguhnya adalah seekor cacing yang hidup di lempengan es Metana, yang terdorong ke permukaan dari dasar laut di dekat pantai Mexico.
Es Metana adalah sebuah gas Hidrat yang terbentuk secara alami pada tekanan tinggi dan temperatur rendah di dasar laut yang dalam. Menurut para ahli dari Pennsylvania State University, penemuan cacing ini telah membangkitkan berbagai spekulasi mengenai kehidupan di luar angkasa.
Erin McMullin, salah satu peneliti yang turut menemukan cacing tersebut, berkata :
"Sangat menyenangkan ketika kita sibuk berspekulasi mengenai kehidupan di planet lain, kita malah terus menemukan bentuk kehidupan baru yang sepertinya bukan berasal dari planet Bumi."
Lalu, jika kita memberikan sebuah tempat baru baginya di angkasa luar, dimanakah tempat yang cocok baginya?
Jawabannya adalah Titan, salah satu bulan Saturnus.
Titan, terdapat lautan Methana yang berlapis-lapis. Jika kita menaruh cacing ini di Titan, ada kemungkinan ia dapat bertahan hidup dengan mendiami lapisan es tersebut.


2. Makhluk Yang Mampu Hidup Pada Ruang Hampa



Setelah melihat foto di atas, saya percaya, kebanyakan dari kamu akan segera teringat dengan beruang. Tidak salah sich, tetapi makhluk lucu ini bukan seekor beruang, ia bernama "Tardigrade". Karena kemiripannya dengan beruang, ia juga sering disebut dengan nama Beruang air.
Berbeda dengan beruang darat yang bertubuh besar, makhluk ini cukup imutz yang hanya memiliki panjang sekitar setengah milimeter. Ini membuatnya tidak terlihat oleh mata telanjang.



Tapi ingat, jangan kamu menilainya hanya dari sekedar ukurannya saja. Makhluk mikro ini termasuk salah satu makhluk hidup yang paling tangguh di muka Bumi ini. Ia memiliki suatu kekuatan super, bisa masuk ke dalam kondisi diam sempurna yang disebut "TUN". Dalam kondisi tersebut, makhluk ini bisa bertahan terhadap fluktuasi temperatur, bahkan yang paling ekstrim sekalipun. KEREN!
Pada tahun 2008, beberapa ekor Tardigrade ikut dikirim ke luar angkasa, dan terbukti kalau mereka bahkan bisa bertahan di dalam ruang hampa udara. WoW!
Jadi, jika kita melepasnya ke ruang angkasa, ada kemungkinan kalau makhluk ini bisa mengarunginya hingga menemukan tempat berdiam yang cocok baginya.


3. Cacing Raksasa Pemakan Belerang



Makhluk ini hidup di tepi gunung api super panas jauh di dasar lautan. Dan ia memakan belerang yang dibawa oleh bakteri lokal.
Cacing raksasa ini bisa bertumbuh hingga sepanjang 2,1 meter dan bisa hidup 5 mil di bawah permukaan laut dalam kondisi tekanan yang ekstrim. Tubuh mereka didominasi oleh warna merah. Ini karena banyaknya nadi yang berisi darah di dalamnya.
Yang menarik dari cacing ini adalah kemampuannya bertahan terhadap panas yang ekstrim dan masih tetap bisa menerima kebutuhan hidup yang cukup.
Dimanakah tempat yang cocok baginya di luar angkasa?
Makhluk ini mungkin bisa hidup di Venus, dimana terdapat sumber belerang yang luar biasa banyak disana.


4. Mikroba Antartika Pemakan Besi



Darah mengalir deras di Antartika. Apakah ada pembantaian hewan besar-besaran yang sedang berlangsung disana? Ternyata tidak! Unsur berwarna merah itu ternyata mikroba yang berdiam di dalam kumpulan air yang terjebak di bawah lapisan es.
Menurut majalah Nature:
"Cairan ini telah terjebak di dalam glasier selama paling tidak 1,5 juta tahun lamanya. Di dalamnya, paling tidak terdapat 30 jenis bakteri yang masing-masingnya memiliki pergerakan kimia yang unik."
Menurut salah satu peneliti bernama Mikucki, mikroba ini menggunakan sulfat sebagai katalis dalam sebuah rantai reaksi yang kompleks dimana penerima elektron akhirnya adalah besi.
"Ini adalah contoh bagaimana sebuah ekosistem berhasil bertahan walaupun tertutupi oleh kegelapan dan es yang tebal."
"Life Finds a Way."
Dengan karakteristik ini, maka mikroba ini mungkin dapat hidup di Europa, salah satu bulan Jupiter yang memiliki lautan yang kaya akan zat besi di bawah lapisan esnya yang tebal.

5. Bakteri Yang Mampu Bertahan Dari Radiasi



D. Radiodurans adalah nama bakteri ini. Ia mampu bertahan dalam dosis radiasi seribu kali lebih kuat dibanding dosis yang dapat diterima manusia. Kemampuan ini didapatkannya karena sistem pemulihan DNA-nya yang unik.
Manusia yang menerima radiasi umumnya meninggal karena partikel radioaktif tersebut menghancurkan DNA-nya. Akibatnya sistem regulasi di tubuh pun terhenti.
Namun, tidak dengan bakteri ini, secara menakjubkan ia mampu menyusun kembali DNA-nya yang telah hancur.
Salah satu masalah yang dihadapi ketika manusia mencoba untuk hidup di bulan atau Mars, adalah adanya radiasi yang cukup mematikan. Jika bakteri ini dilepas di angkasa, maka radiasi yang ada di sana tidak akan mampu mempengaruhi tubuhnya.

Jadi, jika suatu saat kita mungkin telah mampu menjelajahi angkasa luar beserta planet-planetnya, jangan heran kalau suatu hari kita bisa menemukan makhluk seperti ini di sana. Mungkin saja. Why not?